Sumber:
1. Prof.
K Ali, A study of Islamic History, versi terjemahan “Sejarah Islam
(Tarikh Pramodern)”, PT RajaGrafindo Persada, 1996, Jakarta.
Sebab-sebab Terjadinya Perang Salib
Sejumlah
ekspedisi militer yang dilancarkan oleh pihak Kristen terhadap.kekuatan muslim
dalam periode 1096 – 2073 M. dikenal sebagai perang salib. Hal ini disebabkan
karena adanya dugaan bahwa pihak Kristen dalam melancarkan serangan tersebut
didorong oleh motivasi keagamaan, selain itu mereka menggunakan simbol salib.
Namun jika dicermati lebih mehdalam akan terlihat adanya beberapa kepentingan
individu yang turut mewarnai perang salib ini. Berikut ini adalah beberapa
penyebab yang turut melatarbelakangi terjadinya perang salib.
Pertama,
bahwa perang salib merupakan puncak dari sejumlah konflik antara negeri barat
dan negeri timur, jelasnya antara pihak Kristen dan pihak muslim. Perkembangan
dan kemajuan ummat muslim yang sangat pesat, pada akhir-akhir ini, menimbulkan
kecemasan tokoh-tokoh barat Kristen. Terdorong oleh kecemasan ini, maka mereka
melancarkan serangan terhadap kekuatan muslim.
Kedua,
munculnya kekuatan Bani Saljuk yang berhasil merebut Asia Kecil setelah
mengalahkan pasukan Bizantium di Manzikart tahun 1071, dan selanjutnya Saljuk
merebut Baitul Maqdis dari tangan dinasti Fatimiyah tahun 1078 M. Kekuasaan
Saljuk di Asia Kecil dan yerusalem dianggap sebagai halangan bagi pihak Kristen
barat untuk melaksanakan haji ke Bait al-Maqdis. padahal yang terjadi adalah
bahwa pihak Kristen bebas saja melaksanakan haji secara berbondong-bondong.
pihak Kristen menyebarkan desas-desus perlakuan kejam Turki Saljuk terhadap
jemaah haji Kristen. Desas-desus ini membakar amarah umat Kristen-Eropa.
Ketiga,
bahwa semenjak abad ke sepuluh pasukan muslim menjadi penguasa jalur
perdagangan di lautan tengah. Para pedagang Pisa, Vinesia, dan Cenoa merasa
terganggu atas kehadiran pasukan lslam sebagai penguasa jalur perdagangan di
laut tengah ini. Satu-satunya jalan untuk memperluas dan memperlancar
perdagangan mereka adalah dengan mendesak kekuatan muslim dari lautan ini”
Keernpat,
propaganda Alexius Comnenus kepada )aus Urbanus ll. Untuk membalas kekalahannya
dalam peperangan melawan pasukan Saljuk. Bahwa paus merupakan sumber otoritas
tertinggi di barat yang didengar dan ditaati propagandanya. Paus Urbanus II
segera rnengumpulkan tokoh-tokoh Kristen pada 26 November 1095 di Clermont,
sebelah tenggara Perancis. Dalam pidatonya di Clermont sang Paus memerintahkan
kepada pengikut kristen agar mengangkat senjata melawan pasukan musim.
Tujuan
utama Paus saat itu adalah memperluas pengaruhnya sehingga gereja-gereja Romawi
akan bernaung di bawah otoritasnya. Dalam propagandanya, sang Paus Urbanus ll
menjanjikan ampunan atas segala dosa bagi mereka yang bersedia bergabung dalam
peperangan ini. Maka isu persatuan umat Kristen segera bergema menyatukan
negeri-negeri Kristen memenuhi seruan sang Paus ini. Dalam waktu yang singkat
sekitar 150.000 pasukan Kristen berbondong-bondong memenuhi seruangsang Paus,
mereka berkumpul di Konstantinopel. Sebagian besar pasukan ini adalah bangsa
Perancis dan bangsa Normandia.
Jalannya Peperangan
Perang
salib yang berlangsung dalam kurun waktu hampir dua abad, yakni antara tahun
1095 – 1291 M., terjadi dalam serangkaian peperangan.
Perang Salib 1
Pada
tahun 490 H/1096 M. sebuah pasukan salib yang dipimpin oleh komandan Walter
dapat ditundukkan oleh kekuatan Kristen Bulgaria. Kemudian Peter yang
mengkomandoi kelompok kedua pasukan salib bergerak melalui Hungaria dan
Bulgaria. Pasukan ini berhasil menghancurkan setiap kekuatan yang
menghalanginya. Seorang sultan negeri Nice berhasil menghadapinya bahkan
sebagian pimpinan salib berkenan memeluk lslam dan sebagian pasukan mereka
terbunuh dalam peperangan ini.
Setahun
kemudian yakni pada tahun 491 H/1097 M. pasukan Kristen di bawah komandan
Coldfrey bergerak dari Konstantinopel menyeberangi selat Bosporus dan berhasil
menaklukkan Antioch (Antakia) setelah mengepungnya selama 9 bulan. Pada
pengepungan ini pasukan salib melakukan pembantaian secara kejam tanpa
prikemanusiaan.
Setelah
berhasil menundukkan Antioch, pasukan salib bergerak ke Ma’arrat al-Nu’ man,
sebuah kota termegah di Syria. Di kota ini pasukan Salib juga melakukan
pembantaian ribuan orang. Pasukan salib selanjutnya menuju ke Yerusalem dan
dapat menaklukkannya dengan mudah. Ribuan jiwa muslirn menjadi kurban
pembantaian dalam penaklukan kota Yerusalern ini. “Tumpukan kepala, tangan dan
kaki terdapat disegala penjuru jalan dan sudur kota”. Sejarah telah menyaksikan
sebuah tragedi manusia yang memilukan. Goldfrey selanjutnya menjabat sebagai
penguasa atas negeri Yerusalem. Ia adalah penguasa yang cakap, dan komandan
yang bersemangat dan agresif.
Pada
tahun 503 H/1109 M., pasukan salib menaklukkan Tripoli. Mereka selain membantai
masyarakat Tripoli juga membakar perpustakaan, perguruan dan sarana industri
hingga menjadi abu.
Selama
terjadi penyerangan di atas, kesultanan Saljuk sedang dalam kemunduran.
Perselisihan antara sultan-sultan Saljuk memudahkan pasukan salib merebut
wilayah-wilayah kekuasaan islam. Dalam kondisi seperti ini muncullah seorang
sultan Damaskus yang bernama Muhammad yang berusaha mengabaikan konflik
internal dan menggalang kesatuan dan kekuatan Saljuk untuk mengusir pasukan salib.
Baldwin, penguasa Yerusalem pengganti Goldfrey, dapat dikalahkan oleh pasukan
Saljuk ketika ia sedang menyerang kota Damaskus. Baldwin segera dapat merebut
kembali wilayah-wilayah yang lepas setelah datang bantuan pasukan dari Eropa.
Sepeninggal
Sultan Mahmud, tampillah seorang perwira muslirn yang cakap dan gagah
pemberani. Ia adalah Imaduddin Zangki, seorang anak dari pejabattinggi Sultan
Malik Syah. Atas kecakapannya, ia menerima kepercayaan berkuasa atas kota Wasit
dari Sultan Mahmud. Belakangan penguasa Mosul dan Mesopotamia juga berlindung
kepadanya. la menerima gelar Attabek dari khalifah di Bagdad. Ia telah
mencurahkan kemampuannya dalam upaya mengembalikan kekuatan pemerintahan Saljuk
dan menyusun kekuatan militer, sebelum ia mengabdikan diri di kancah peperangan
salib.
Masyarakat
Aleppo dan Hammah yang menderita di bawah kekuasaan pasukan salib berhasil
diselamatkan oleh Imaduddin Zangki setelah berhasil mengalahkan pasukan salib.
Tahun berikutnya ia juga berhasil mengusir pasukan salib dari al- Asyarib.
Satu-persatu Zangki meraih kemenangan atas pasukan salib, hingga ia merebut
wilayah Edessa pada tahun 539 H/1144 M. Dalam pada itu, bangsa Romawi menjalin
kekuatan gabungan dengan pasukan Perancis menyerang Buzza. Mereka menangkap dan
membunuh perernpuan dan anak-anak yang tidak berdosa. Dari sini mereka
melancarkan serangan ke Caesarea. Penguasa negeri ini yakni Abu Asakir nneminta
bantuan pasukan Imaduddin Zangki. Zangki segera mengerahkan pasukannya dan ia
berhasil mengusir kekuatan Perancis dan Romawi secara memalukan. Wilayah
perbatasan di Akra berhasil digrebek hingga menyerah, demikian pula kota Balbek
segera ditaklukkan, untuk selanjutnya pendudukan kota Balbek ini dipercayakan
kepada komandan Najamuddin, ayah Salahuddin.
Penaklukan
Edesa merupakan keberhasilan Zangki yang terhebat. Oleh umat Kristen Edessa
merupakan kota yang termulya, karenanya kota ini dijadikan sebagai pusat
kepuasan. Dalam penaklukan Edessa, Zangki tidak berlaku kejam terhadap penduduk
sebagaimana tindakan pasukan salib. Tidak seorang pun merasakan tajamnya mata
pedang Zangki, kecuali pasukan salib yang sedang bertempur yang sebagian besar
adalah pasukan Perancis.
Dalam
perjalanan penaklukan Kalat Jabir, Zangki terbunuh oleh tentaranya sendiri.
Selama ini Zangki adalah seorang patriot sejati yang telah berjuang demi
membela tanah airnya. Baginya, “pelana kuda lebih nyaman dan lebih dicintainya
dari pada kasur sutra, dan juga suara hiruk-pikuk di medan peperangan terdengar
lebih merdu dan lebih dicintainya daripada alunan musik”.
Kepemimpinan
Imaduddin Zangki digantikan oleh putranya yang bernama Nuruddin Mahmud. Ia
bukan hanya seorang prajurit yang cakap, sekaligus juga ahli hukum, dan juga
seorang ilmuan. Pada saat itu umat Kristen Edessa dengan bantuan pasukan
Perancis herhasil mengalah pasukan muslim yang bertugas di kota ini dan sekal i
gus membanta i nya. N uruddi n segera mengerahkan pasukannya ke Edessa dan
berhasil merebutnya kembali Sejumlah pasukan Edessa dan para pengkhianat
dihukum dengan mata pedang, sedangkan bangsa Armenia yang bersekutu dengan
pasukan salib diusir ke luar negeri Edesa.
Perang Salib 2
Dengan
jatuhnya kembali kota Edesa oleh pasukan muslim, tokoh-tokoh Kristen Eropa
dilanda rasa cemas. St Bernard segera menyerukan kembali perang salib melawan
kekuatan muslim. Seruan tersebut membuka gerakan perang salib kedua dalam
sejarah Eropa. Beberapa penguasa Eropa menanggapi poiitif seruan perang suci
ini. Kaisar jerman yang bernama Conrad III, dan kaisar perancis yang bernama
Louis VII segera mengerahkan pasukannya keAsia. Namun kedua paiukan ini iapat
dihancurkan ketika sedang dalam perjalanan menuju Syiria. Dengan sejumlah
pasukan yang tersisa mereka berusaha mencapai Antioch, dan dari sisi mereka
menuju ke Damaskus.
Pengepungan
Damaskus telah berlangsung beberapa hari, ketika Nuruddin tiba di kota ini.
Karena terdesak oleh pasukan Nuruddin, pasukan salib segera melarikan diri ke
Palestina, sementara Conrad III dan Louis VII kembali ke Eropa dengan tangan
hampa. Dengan demikian beiakhirlah babak ke dua perang salib.
Nuruddin
segera rnulai memainkan peran baru sebagai sang penakluk. Tidak lama setelah
mengalahkan pasukan salib, ia berhasil rnenduduki benteng Xareirna, merebut
wilayah perbatasan Apamea pada tahun 544 H/1149 M., dan kota Joscelin. Pendek
kata, kota-kota penting pasukan salib berhasil dikuasainya. la segera menyambut
baik permohonan masyarakat Damaskus dalam perjuangan melawan penguasa Damaskus
yang menindas. Keberhasilan Nuruddin menaklukkan koia damaskus membuat sang
khalifah di Bagdad brerkenan rnemberinya gelar kehormatan “al-Malik al- ’Adil”.
Ketika
itu Mesir sedang dilanda perselisihan intern dinasti Fatimiyah. Shawar, seorang
perdana menteri Fatimiyah., dilepaskan dari jabatannya oleh gerakan rahasia.
Nuruddin mengirimkan pasukannya di bawah pimpinan komandan Syirkuh. Namun
ternyata Shawar justru memerangi Syirkuh berkat bantuan pasukan perancis hingga
berhasil rnenduduki Mesir.
Pada
tahun 563 H/1167 M. Syirkuh berusaha datang kembali ke Mesir. Shawar pun segera
rneminta bantuan raja Yerusalem yang bernama Amauri. Gabungan pasukan Shawar
dan Amauri ditaklukkan secara mutlak oleh pasukan Syirkuh dalam peperangan di
Balbain. Antara mereka terjadi perundingan yang melahirkan beberapa
kesepakatan: bahwa Syirkuh bersedia kembali ke Damaskus dengan imbalan 50.000
keping emas, Amauri harus menarik pasukannya dari Mesir. Namun Amauri tidak
bersedia meninggalkan Kairo, sehingga perjanjian tersebut batal secara otomatis.
Bahkan mereka menindas rakyat.
Atas
permintaan khalifah Mesir Syirkuh diperintahkan oleh Nuruddin agar segera
menuju ke Mesir. Masyarakat Mesir dan sang khalifah menyambut hangat kedatangan
Syirkuh dan pasukannya, dan akhirnya Syirkuh ditunjuk sebagai perdana menteri.
Dua bulan sesudah penundukan ini, Syirkuh meninggal dunia, kedudukannya
digantikan oleh kemenakannya yang bernama Salahuddin. Ketika kondisi politik
dinasti Fatimiyah semakin melemah, Salahuddin al-Ayyubi segera memulihkan
otoritas Khalifah Abbasiyah di Mesir, dan setelah dinasti Fatimiyah hancur
Salahuddin menjadi penguasa Mesir (570-590 H/1174-1193 M).
Salahuddin,
putra Najamuddin Ayyub, lahir di Takrit pada tahun 432 H/1137 M. Ayahnya adalah
pejabat kepercayaan pada masa lmaduddin Zangki dan masa Nuruddin. Salahuddin
adalah seorang letnan pada masa Nuruddin, dan telah berhasil mengkonsolidasikan
masyarakat Mesir, Nubia, Hijaz dan Yaman.
Sultan
Malik Syah yang menggantikan Nuruddin adalah raja yang masih berusia belia,
sehingga amir-amirnya saling berebut pengaruh yang menyebabkan timbulnya krisis
poiitik internal. Kondisi demikian ini memudahkan bagi pasukan salib untuk
menyerang Damaskus dan menundukkannya. Setelah beberapa lama tampillah
Salahuddin berjuang mengamankan Damaskus dari pendudukan pasukan salib.
Lantaran
hasutan Gumusytag, sang sultan belia Malik Syah menaruh kemarahan terhadap
sikap Salahuddin ini sehingga menimbulkan konflik antara keduanya. Sultan Malik
Syah menghasut masyarakat Alleppo berperang melawan Salahuddin. Kekuatan Malik
Syah di Alleppo dikalahkan oleh pasukan Salahuddin. Merasa.tidak ada pilihan
lain, Sultan Malik Syah rneminta bantuan pasukan salib. Semenjak kemenangan
melawan pasukan salib di Aleppo ini, terbukalah jalan lernpang bagi tugas dan
perjuangan Salahuddin di masa-masa mendatang hingga ia berhasil mencapai
kedudukan sultan. Semenjak tahun 575H/1182M, kesultanan Saljuk di pusat
mengakui kedudukan Salahuddin sebagai sultan atas seluruh wilayah Asia Barat.
Sementara
itu Baldwin III menggantikan kedudukan ayahnya, Amaury. Baldwin III
mengkhianati perjanjian genjatan senjata antara kekuatan muslim dengan pasukan
Salib-Kristen. Bahkan pada tahun 582H/11 86 M. Penguasa wilayah Kara yang
bernama Reginald mengadakan penyerbuan terhadap kabilah muslim yang sedang
melintasi benteng pertahanannya. Salahuddin segera mengerahkan pasukannya di
bawah pimpinan Ali untuk mengepung Kara dan selanjutnya menuju Galilee untuk
menghadapi pasukan Perancis. Pada tanggal 3 Juli 1187 M. kedua pasukan
bertempur di daerah Hittin, di mana pihak pasukan Kristen mengalami kekalahan.
Ribuan pasukan mereka terbunuh, sedang tokoh-tokoh militer mereka ditawan.
Sultan Salahuddin selanjutnya merebut benteng pertahanan Tiberia. Kota Acre,
Naplus, Jericho, Ramla, Caesarea, Asrul Jaffra, Beyrut, dan sejumlah kota-kota
lainnya satu persatu jatuh dalanr kekuasaan Sultan Salahuddin.
Selanjutnya
Salahudin memusatkan perhatiannya untuk menyerang Yerusalem, di mana ribuan
rakyat muslim dibantai oleh pasukan Salib-Kristen. Setelah mendekati kota ini, Salahuddin
segera menyampaikan perintah agar seluruh pasukan Salib-Kristen Yerusalem
menyerah. Perintah tersebut sama sekali tidak dihiraukan, sehingga Salahuddin
bersumpah untuk membalas dendam atas pembantaian ribuan warga muslim. Setelah
beberapa larna terjadi pengepungan, pasukan salib kehilangan semangat tempurnya
dan memohon kemurahan hati sang sultan. Jiwa sang sultan terlalu lembut dan
penyayang untuk melaksanakan sumpah dan dendamnya, sehingga ia pun memaafkan
mereka. Bangsa Romawi dan warga Syria-Kristen diberi hidup dan diizinkan
tinggal di Yerusalem dengan hak-hak warga negara secara penuh. Bangsa Perancis
dan bangsa-bangsa Latin diberi hak meninggalkan Palestina dengan membayar uang
tebusan 10 dinar setiap orang dewasa, dan 1 dinar untuk setiap anak-anak. Jika
tidak bersedia mereka dijadikan sebagai budak. Namun peraturan seperti ini
tidak diterapkan oleh sang sultan secara kaku. Salahuddin berkenan melepaskan
ribuan tawanan tanpa tebusan sepeser pun, bahkan ia mengeluarkan hartanya
sendiri untuk menrbantu menebus sejumlah tawanan. Salahuddin juga
membagi-bagikan sedekah kepada ribuan masyarakat Kristen yang miskin dan lemah
sebagai bekal perjalanan mereka pulang. Ia menyadari betapa pasukan
Salib-Kristen telah membantai ribuan rnasyarakat muslim yang tidak berdosa,
namun suara hatinya yang lembut tidak tega untuk melampiaskan dendam terhadap
pasukan Kristen.
Pada
sisi lainnya Salahuddin juga membina ikatan persaudaraan antara warga Kristen
dengan warga muslim, dengan memberikan hak-hak warga Kristen sama persis dengan
hak-hak warga muslim di Yerusalem. Sikap Salahuddin demikian ini membuat umat
Kristen di negeri-negeri lain ingin sekali tinggal di wilayah kekuasaan sang
sultan ini. “sejumlah warga Kristen yang meninggalkan Yerusalem menuju Antioch ditolak
dan bahkan dicaci maki oleh raja Bahemond. Mereka lalu menuju ke negeri Arab di
mana kedatangan mereka disambut dengan baik”, kata Mill. Perlakuan baik pasukan
muslim terhadap umat Kristen ini sungguh tidak ada bandingannya sepanjang
sejarah dunia. Padahal sebelumnya, pasukan Salib-Kristen telah berbuat kejam,
menyiksa dan menyakiti warga muslim.
Perang Salib 3
Jatuhnya
Yerusalem dalam kekuasaan Salahuddin menimbulkan keprihatinan besar kalangan
tokoh-tokoh Kristen. Seluruh penguasa negeri Kristen di Eropa berusaha
menggerakkan pasukan salib lagi. Ribuan pasukan Kristen berbondong-bondong
menuju Tyre untuk berjuang mengembalikan prestis kekuatan mereka yang telah
hilang. Menyambut seruan kalangan gereja, maka kaisar Jerman yang bernama
Frederick Barbarosa, Philip August, kaisar Perancis yang bernama Richard,
beberapa pembesar kristen rnembentuk gabungan pasukan salib. Dalam hal ini
seorang ahli sejarah menyatakan bahwa Perancis mengerahkan seluruh pasukannya
baik pasukan darat maupun pasukan lar.rtnya. Bahkan wanita-wanita Kristen turut
ambil bagian dalam peperangan ini. Setelah seluruh kekuatan salib berkumpul di
Tyre, mereka segera bergerak mengepung Acre.
Salahuddin
segera menyusun strategi untuk menghadapi pasukan salib. Ia menetapkan strategi
bertahan di dalam negeri dengan mengabaikan saran para Amir untuk melakukan
pertahanan di luar wilayah Acre. ”Demikianlah Salahuddin mengambil sikap yang
kurang tepat dengan memutuskan pandangannya sendiri’” ungkap salah seorang ahli
sejarah. Jadi Salahuddin mestilah berperang untuk menyelamatkan wilayahnya
setelah pasukan Perancis tiba di Acre.
Pada
tanggal 14 September 1189 M. Salahuddin terdesak oleh pasukan salib, namun
kemenakannya yang bernama Taqiyuddin berhasil mengusir pasukan salib dari
posisinya dan mengembalikan hubungan dengan Acre. Dalam hal ini Ibn al-Athir
menyatakan, “pasukan muslim mesti melanjutkan peperangan hingga malam hari
sehingga mereka berhasil mencapai sasaran penyerangan. Namun setelah mendesak
separuh kekuatan Perancis, pasukan muslim kembali dilemahkan pada hari
berikutnya.
Kota
Acre kembali terkepung selama hampir dua tahun. Sekalipun pasukan rnuslim
menghadapi situasi yang serba sulit selama pengepungan ini, namun mereka tidak
patah semangat. Segala upaya pertahanan pasukan muslim semakin tidak membawa
hasil, bahkan mereka merasa frustasi ketika Richard dan Philip August tiba
dengan kekuatan pasukan salib yang maha besar. Sultan Salahuddin merasa
kepayahan menghadapi peperangan ini, sementara itu pasukan muslim dilanda wabah
penyakit dan kelaparan. Masytub, seorang komandan Salauhuddin akhirnya
mengajukan tawaran damai dengan kesediaan atas beberapa persyaratan sebagaimana
yang pernah diberikan kepada pasukan Kristen sewaktu penaklukan Yerusalem
dahulu. Namun sang raja yang tidak mengenal balas budi ini sedikit pun tidak
memberi belas kasih terhadap ummat muslim. la membantai pasukan muslirn secara
kejam.
Setelah
berhasil menundukkan Acre, pasukan salib bergerak menuju Ascalon dipimpin oleh
Jenderal Richard. Bersamaan dengan itu Salahuddin sedang mengarahkan operasi
pasukannya dan tiba d i fucalon I e6l h awil. Ketika tiba di Ascalon, Richard
mendapatkan kota ini telah dikuasai oleh pasukan Salahuddin. Merasa tidak
berdaya mengepung kota ini, Richard mengirimkan delegasi perdamaian menghadap
Salahuddin. Setelah berlangsung perdebatan yang kritis, akhirnya sang sultan
bersedia menerirna tawaran damai tersebut. ”Antar pihak Muslim dan pihak
pasukan salib menyatakan bahwa wilayah kedua belah pihak saling tidak
rnenyerang dan menjamin keamanan masing-masing, dan bahwa warga negara kedua
belah pihak dapat saling keluar masuk ke wilayah lainnya tanpa, gangguan apa
pun”. Jadi perjanjian damai yang menghasilkan kesepakatan di atas mengakhiri
perang salib ke tiga.
Setelah
keberangkatan Jenderal Richard, Salahuddin masih tetap tinggal di Yerusalem
dalam beberapa lama. Ia kemudian kembali ke Damaskus untuk menghabiskan sisa
hidupnya. Perjalanan panjang yang meletihkan ini mengganggu kesehatan sultan
dan akhirnya ia meninggal enam bulan setelah tercapai perdamaian, yakni pada
tahun 1193 M. Seorang penulis berkata, “Hari kematian Salahuddin merupakan
musibah bagi islam dan ummat lslam, sungguh tidak ada duka yang melanda mereka
setelah kematian empat khalifah pertarna yang melebihi duka atas kematian Sultan
Salahuddin”.
Salahuddin
bukan hanya seorang Prajurit, ia juga seorang yang mahir dalam bidang
pendidikan dan pengetahuan. Berbagai penulis berkarya di istananya” Penulis
yang ternama di antara mereka adalah Imaduddin, sedang hakim yang termasyhur
adalah al-Hakkari. Sultan Salahuddin mendirikan berbagai lembaga pendidikan
seperti madrasah, perguruan, dan juga mendirikan sejumiah rumah sakit di
wilayah kekuasaannya.
Perang Salib 4
Dua
tahun setelah kematian Salahuddin berkobar perang salib keempat atas inisiatif
Paus Celestine III. Namun sesungguhnya peperangan antara pasukan muslim dengan
pasukan Kristen telah berakhir dengan usianya perang salib ketiga. Sehingga
peperangan berikutnya tidak banyak dikenal. Pada tahun 1195 M. pasukan salib
menundukkan Sicilia, kemudian terjadi dua kali penyerangan terhadap Syria.
Pasukan kristen ini mendarat di pantai Phoenecia dan menduduki Beirut. Anak
Salahuddin yang bernama al-Adil segera rnenghalau pasukan salib. la selanjutnya
menyerang kota perlindungan pasukan salib. Mereka kemudian mencari tempat
perlindungan ke Tibinim, lantaran semakin kuatnya tekanan dari pasukan muslim,
pihak salib akhirnya menempuh inisiatif damai. Sebuah perundingan menghasilkan
kesepakatan pada tahun 1198M, bahwa peperangan ini harus dihentikan selama tiga
tahun.
Perang Salib 5
Belum
genap mencapai tiga tahun, Kaisar Innocent III menyatakan secara tegas
berkobarnya perang salib ke lima setelah berhasil rnenyusun kekuatan miliier.
Jenderal Richard di lnggris menolak keras untuk bergabung dalam pasukan salib
ini, sedang mayoritas penguasa Eropa lainnya menyarnbut gembira seruan perang
tersebut. Pada kesempatan ini pasukan salib yang bergerak menuju Syria
tiba-tiba mereka membelokkan geiakannya menuju Konstantinopel. Begitu tiba di
kota ini, mereka membantai ribuan bangsa romawi baik laki-laki maupun perempuan
secara bengis dan kejam. pembantai ini berlangsung dalam beberapa hari. Jadi
pasukan muslim sama sekali tidak mengalami kerugian karena tidak terlibat dalam
peristiwa ini.
Perang Salib 6
Pada
tahun 613 H/1216M, Innocent III mengobarkan propaganda perang salib ke enam.
250.000 pasukan salib, mayoritas Jerman, mendarat di Syria. Mereka terserang
wabah penyakit di wilayah pantai Syria hingga kekuatan pasukan tinggal tersisa
sebagian. Mereka kemudian bergerak menuju Mesir dan kemudian mengepung kota
Dimyat. Dari 70.000 personil, pasukan salib berkurang lagi hingga tinggal 3.000
pasukan yang tahan dari serangkaian wabah penyakit. Bersamaan dengin ini,
datang tambahan pasukan yang berasal dari perancis yang bergerak menuju Kairo.
Narnun akibat serangan pasukan muslim yang terus-menerus, mereka men jadi
terdesak dan terpaksa rnenempuh jalan damai. Antara keduanya tercapai
kesepakatan damai dengan syarat bahwa pasukan salib harus segera meninggalkan kota
Dimyat.
Perang Salib 7
Untuk
mengatasi konflik politik internal, Sultan Kamil mengadakan perundingan kerja
sarna dengan seorang jenderal Jerman yang bernarna Frederick. Frederick
bersedia membantunya rnenghadapi musuh-musuhnya dari kalangan Bani Ayyub sendiri,
sehingga Frederick nyaris menduduki dan sekaligus berkuasa di yerusalem.
Yerusalem berada di bawah kekuasaan tentara salib sampai dengan tahun 1244 M.,
setelah itu kekuasaan salib direbut oleh Malik al-shalih Najamuddi al-Ayyubi
atas bantuan pasukan Turki Khawarizmi yang berhasil meiarikan diri dari
kekuasaan Jenghis Khan.
Perang Salib 8
Dengan
direbutnya kota Yerusalern oleh Malik al- Shalih, pasukan salib kembali
menyusun penyerangan terhadap wilayah lslam. Kali ini Louis IX, kaisar
perancis, yang memimpin pasukan salib kedelapan. Mereka mendarat di Dirnyat
dengan mudah tanpa perlawanan yang beranti. Karena pada saat itu Sultan
Malikal-shalih sedang menderita sakit keras sehingga disiplin tentara muslim
merosot. Ketika pasukan Louis IX bergerak menuju ke Kairo melalui jalur sungai
Nil, mereka mengalami kesulitan lantaran arus sungai mencapai ketinggiannya,
dan mereka juga terserang oleh wabah penyakit, sehingga kekuatan salib dengan
mudah dapat dihancurkan oleh pasukan Turan Syah, putra Ayyub.
Setelah
berakhir perang salib ke delapan ini, pasukan Salib-Kristen berkali-kali
berusaha mernbalas kekalahannya, namun selalu mengalami kegagalan.
Akibat Perang Salib
Perang
salib yang berlangsung lebih kurang dua abad membawa beberapa akibat yang
sangat berarti bagi perjalanan sejarah dunia. Perang salib ini menjadi
penghubung bagi bangsa Eropa mengenali dunia lslam secara lebih dekau yang
berarti kontak hubungan antara barat dan timur semakin dekat. Kontak hubungan
barat-timur ini mengawali terjadinya pertukaran ide antara kedua wilayah
tersebut. Kemajuan ilmu pengetahuan dan tata kehidupan masyarakat timur
yang”maju menjadi daya dorong pertumbuhan intelektual bangsa barat, yakni
Eropa. Hal ini sangat-besar andil dan peranannya dalam meahirkan era renaissance
di Eropa.
Pasukan
salib merupakan penyebar hasrat bangsa Eropa dalam bidang perdagangan dan
perniagaan terhadap bangsa-bangsa timur. Selama ini bangsa barat tidak mengenal
kemajuan pemikiran bangsa timur. Maka perang salib ini juga membawa akibat timbulnya
kegiatan penyelidikan bangsa Eropa mengenai berbagai seni dan pengetahuan
penting dan berbagai penemuan yang teiah dikenali ditimur. Misalnya, kompas
kelautan, kincir angin, dan lain-lain, Mereka juga menyelidiki sistem
pertanian, dan yang lebih penting adalah mereka rnengenali sistem industri
timur yang telah maju. Ketika kembali ke negerinya, Eropa, mereka lantas
mendirikan sistem pemasaran barang-barang produk timur. Masyarakat barat
semakin menyadari betapa pentingnya produk-produk tersebut. Hal ini menjadikan
sernakin pesatnya pertumbuhan kegiatan perdagangan antara timur dan barat.
Kegiatan perdagangan ini semakin berkembang pesat seiring dengan kemajuan
pelayaran di laut tengah. Namun, pihak muslim yang semula menguasai jalur
pelayaran di laut tengah kehilangan supremasinya ketika bangsa-bangsa Eropa
menempuh rute pelayaran laut tengah secara bebas.
Runtuhnya DINASTI ABBASIYAH
Ketika
itu, selama periode perang salib, panglima dan pasukan muslim telah menunjukkan
sikap mereka yang sangat menawan dan bijaksana. Mereka penuh kesabaran dalam
berjuang dan gigih dalam pertahanan, pemaaf dan ksatria.
Sementara
itu bersamaan dengan periode ini, kekhilafahan Abbasiyah di Bagdad tengah
dilanda konflik politik internal. Bahkan ketika kekuasaannya terancam oleh
serangan pasukan salib, mereka sama sekali tidak mengambil sikap peduli. Mereka
tenang saja di istana Bagdad bermalas-malasan dan boros. Pola kehidupan sang
khalifah yang demikian ini berlangsung terus-menerus sampai Bagdad ditundukkan
oleh Hulagu Khan, cucu Jenghis Khan. Hulagu dengan sangat mudah menghancurkan
kota Bagdad dan membunuh Khalifah Abbasiyah yang terakhir, yakni al-Musta’sim.
peristiwa ini terjadi pada tahun 1258 M. yang menandai akhir masa kekuasaan
dinasti Abbasiyah.